Sabtu, 10 September 2011

PUNK BAGI SAYA !


Saya bukan seorang yang menghambakan dirinya menjadi seorang punk, punk bukan agama bagi saya tapi menurut saya punk adalah cara kita menyikapi hidup ini dengan tidak tergantung pada orang lain, belajar untuk lebih cerdas dan mencari sesuatu yang tidak membunuh kita secara perlahan.Mencari sesuatu yang membuat kita tidak mudah terkontaminasi dengan dogma2 sesat yang dibuat oleh mereka,mereka yang merasa menjadi tuhan dan pengatur dunia ini. terus mempelajari kehidupan ini layaknya seorang manusia yang yang mempunyai akal sehat dan mempunyai hati nurani yang manusiawi. punk hari ini bagi saya bukan punk tempo dulu di inggris atawa punk yang membuat keonaran di sana sini.
saat ini punk menurut saya adalah punk yang memerangi kebodohan yang telah masuk ke otak dan meracuni kawan2 punker yang terjebak dengan stigma bahwa punk adalah perusuh, punk bukan pemberani semu yang bersembunyi di balik tirai kebebasan dan meneriakan sesuatu yang utopis dan khayalan sesat.punk hari ini bagi saya bukan sex pistol, karena punk hari ini bagi saya bukan sampah2 yang melekat di badan tanpa arti menjadi pelarian dan kebutuhan budaya pamer. punk hari ini bagi saya bukan para poser dan begundal yang pengecut, yang menindas sesama dan menjadi jagoan layaknya preman. punk bukan berapa kali kau masuk penjara, tidak!!! itu criminal bukan punk!!
belajarlah menjadi manusia layaknya seorang pemberani, belajar menjadi manusia yang tidak lari dari masalah. belajarlah menjadi manusia yang mempunyai kualitas person bukan menjadi target hitungan kuantitas yang di butuhkan oleh mereka yang memanfaatkan per kepalamu untuk tujuan busuk mereka dan meninggalkan kamu tergeletak di jalanan ketika kau sudah tidak di butuhkan lagi. tapi lawanlah mereka dengan intelektualitas, lawan mereka dengan pengetahuanmu, lawan mereka dengan cara bertahan hidupmu, karena kamu bukan pecundang tapi seorang punk.
punk hari ini bukan para begundal yang lari dari kehidupan nyata dan bertarung dengan identitas semu. berteriak di jalanan dan menuhankan alkohol layaknya seorang pecundang . menuhankan kata2 sampah sebagai penguat identitas, tidak itu bukan punk! itu seorang pengecut yang bermuka tebal dan memang mereka bukan punk tapi hanya seekor pecundang.
punk hari in bukan penghianat. berteriak tentang kebebasan diri tapi membunuh kebebasan orang lain.berteriak tentang penghargaan pluralitas ( perbedaan ) tapi melarang hak orang lain untuk berbicara. berbicara tentang etos D.I.Y ( semangat kemandirian ) tapi dengan nyata masih menjadi benalu bagi oran lain. berteriak tentang kemerdekaan diri tapi melarang hak orang lain untuk merdeka, berteriak tentang pemberontakan jiwa tapi menjerumuskan dirinya ke dalam kesesatan yang sebenarnya.
cukup sudah yang di lakukan oleh media terhadap kalian, dan para posser yang manfaatkan punk untuk identitas mereka dengan congkaknya ingin memiliki dunia ini, para posser hanya kumpulan kecoa2 yang bersembunyi diantara minyak wangi dan emas. punk tidak akan mati selama kalian berjuang dengan cerdas dan tidak menuhankan kekerasan sebagai ajaran sesat kalian. berkaryalah dan buat dirimu berguna bagi lngkunganmu, sekali lagi berjuanglah dengan cerdas. jangan menjadi pecundang karena tidak ada tempat buat pecundang di punk !!

Senin, 22 Agustus 2011

Street Punk, Kehidupan atau Pelarian ?!


Sejak Marjinal bermarkas di Gang Setiabudi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, dari hari ke hari kian banyak saja anak muda yang datang dan terlibat dalam program workshop. Selain membuka workshop cukil kayu dan musik, Marjinal mengusahakan distro sederhana. Sebuah lemari etalase diletakkan di beranda, menyimpan pelbagai produk Taringbabi; dari kaos, kaset, pin, stiker, emblem, zine sampai buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer. Di dinding didisplay puluhan desain kaos, di ruang tamu yang selalu riuh itu. Di tengah-tengah kotak display, ada gambar tengkorak yang berbarik sebagai ikon Taringbabi.
Para punker biasanya datang secara berkelompok. Biasanya mereka duduk-duduk di beranda depan, melepas penat, setelah seharian berada di jalanan, sambil asyik ngobrol dan bermain musik. Dengan ukulele (kentrung), gitar dan jimbe mereka menyanyikan lagu-lagu Marjinal. Bob dan Mike pun ikut nimbrung bernyanyi bersama. Mike memberitahu accord atau nada sebuah lagu, dan menjelaskan makna dari lirik lagu itu. Proses belajar dan mengajar, secara tidak langsung terjadi di komunitas, dengan rileks.
Sebagian besar anak-anak itu memilih hidup di jalanan, sebagai pengamen. Ada yang masih sekolah, banyak juga yang putus sekolah. Mereka mengamen untuk membantu ekonomi orangtua. Sebagian besar mereka berlatar belakang dari keluarga miskin kota, yang tinggal di kampung-kampung padat penduduk; Kali Pasir, Mampang, Kota, Matraman, Kampung Melayu, Cakung, Cengkareng, Cipinang dan lain sebagainya. Bahkan ada yang datang dari kota-kota seperti Medan, Batam, Serang, Bandung, Indramayu, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado, dll. “Dengan mengamen mereka bisa bertahan hidup, dengan mengamen mereka bisa membiayai sekolah dan membantu belanja sembako untuk ibu mereka.,” kata Mike, aktifis Marjinal.
Jika sekilas memandang penampilan mereka, boleh dibilang sebagai punk: ada yang berambut mohawk, jaket penuh spike, kaos hitam bergambar band-band punk dengan pelbagai slogan anti kemapanan. Kaki mereka dibalut celana pipa ketat dan mengenakan sepatu boot, ada juga yang hanya bersandal jepit.
Bagi anak-anak jalanan itu, Marjinal bagaikan oase, mata air yang menyegarkan kehidupan dan hidup mereka, di tengah cuaca kebudayaan Indonesia yang masih memarjinalkan anak-anak miskin kota, seperti yang didedahkan lirik laguBanyak Dari Teman-temanku berikut ini:
Banyak dari teman-temanku / Lahir dari keluarga miskin / Di mana engkau enggan melihatnya, disana tak sederhana / Tak ada lagi banyak pilihan / / Diantara bising kereta / Dan sudut-sudut kumuhnya pasar / Di bawah terik matahari, disana tak sederhana / Tersangkut tajamnya pagar berduri / / Pelajar yang putus sekolah / Perempuan dan pekerja kasar / Dibawah beban yang dipikulnya, mereka tak sederhana / Terjebak pilihan yang berbahaya / / Tidur beralas tikar, dingin beratap mimpi / Tapi semuanya sirna oleh kenyataan / Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala / Disunat dipotong-potong dicincang-cincang / / Banyak dari teman-temanku yang hidup dijalan sana / Dimana kau tak merindukannya mereka kian tersiksa / Tergusur gagahnya gedung yang somse (sombong sekali ah!) / / Di balik tirai yang suram dan dipinggir keangkuhan / Bergelut dengan kegelapan tersungkur di kaki besi / Tertembus panasnya timah kebencian
***
Persoalan anak jalanan di kota-kota besar di negeri ini sudah lama diperbincangkan, mulai dari kampus, kelompok studi, sampai seminar di hotel berbintang lima. Namun, untuk mengurai persoalan ini tidak mudah sebab menyangkut perut banyak orang. Banyak oknum yang memeras anak jalanan.
Pada saat krisis ekonomi, jumlah anak jalanan melonjak 400 persen. Sedangkan Departemen Sosial, tahun 1998 memperkirakan, jumlah anak jalanan mencapai angka 170.000 anak. Anak jalanan, secara umum akan dibilang anak jalanan yang masih tinggal dengan orantuanya atau keluarganya dan anak jalanan yang benar-benar lepas dari keluarganya serta hidup sembarangan di jalanan. Usia mereka 6-15 tahun.
Kehidupan anak muda di jalan adalah satu subkultur. Sebuah subkultur selalu hadir dalam ruang dan waktu tertentu, ia bukanlah satu gejala yang lahir begitu saja. Kehadirannya akan saling kait mengait dengan peristiwa-peristiwa lain yang menjadi konteksnya. Untuk memudahkan kita memahami gagasan mengenai subkultur anak muda jalanan, mari mencermati peta antara hubungan anak muda dan orang tua, serta kultur dominan sebagai kerangkanya.
Sekurang-kurangnya, ada dua pihak yang –berkat dukungan modal yang melekat pada dirinya– berupaya mengontrol kehidupan kaum muda, yaitu negara dan industri berskala besar. Di Indonesia, pihak pertama yaitu negara berupaya mengontrol kehidupan anak muda melalui keluarga. Keluarga dijadikan agen oleh negara, sebagai saluran untuk melanggengkan kekuasaan.
Melalui UU No. 10/1992 diambil satu keputusan yang menjadikan keluarga sebagai alat untuk mensukseskan pembangunan. Keluarga tidak hanya dipandang memiliki fungsi reproduktif dan sosial, melainkan juga fungsi ekonomi produktif. Pengambilan keputusan keluarga dijadikan alat untuk mensukseskan pembangunan, pada gilirannya, membawa perubahan pada posisi anak-anak dan kaum muda dalam masyarakat.
Negara memandang anak-anak dan kaum muda sebagai satu aset nasional yang berharga. Karena itu, investasi untuk menghasilkan peningkatan modal manusia (human capital) harus sudah disiapkan sejak sedini mungkin. Dalam hal tugas orang dewasa adalah melakukan penyiapan-penyiapan agar seorang anak bisa melalui masa transisinya menuju dewasa. Akibatnya ada pemisahan yang jelas antara masa anak-anak dan masa muda dengan masa dewasa. Adalah tugas orang tua untuk memberikan pemenuhan gizi yang dibutuhkan, mengirim ke sekolah sebagai bagian dari penyiapan masa transisi.
Saya Shiraishi (1995) yang banyak mengamati kehidupan keluarga dan masa kanak-kanak dalam masyarakat Indonesia mutakhir mengatakan bahwa implikasi lebih lanjut dari gagasan keluarga modern itu pada akhirnya menempatkan anak-anak sepenuhnya dibawah kontrol orangtua. Orangtua menjadi kuatir bila anaknya tidak mampu melewati masa transisi dengan baik, misalnya putus sekolah, dan akan terlempar menjadi kaum “tuna” (tuna wisma, tuna susila dan tuna lainnya), kaum yang kehidupannya ada di jalanan.
Kekuatiran ini bisa dilihat secara jelas dengan streotipe mengenai kehidupan jalanan sebagai kehidupan “liar”. Bukanlah satu hal yang mengada-ada bila kemudian para. orang tua lebih memilih untuk memperpanjang proteksi anak-anaknya untuk berada di dalam rumah sebab lingkungan di luar rumah dianggap sebagai”liar” dan mengancam masa depan anaknya. Pilihan untuk memperpanjang masa proteksi anak-anak inilah yang kemudian ditangkap sebagai peluang niaga oleh para pengusaha.
Belakangan ini dengan mudah kita bisa melihat berbagai produk atau media untuk membantu penyiapan masa transisi anak-anak. Berbagai media cetak dan elektronika mengeluarkan berbagai produk bagaimana menyiapkan anak secara “baik dan benar” dalam rangka pengembangan sumber daya pembangunan. Para orang tua pada. gilirannya akan lebih mengacu pada berbagai media itu sendiri dibandingkan pada peristiwa sehari-hari yang dialami oleh anaknya.
Cara membesarkan anak yang diimajinasikan oleh negara dan pemilik modal inilah yang kemudian menjadi wacana penguasa (master discourse) untuk anak-anak Indonesia. Ia digunakan sebagai alat untuk menilai kehidupan keseluruhan anak dan kaum muda di Indonesia. Hasilnya seperti yang ditunjukkan Murray (1994) adalah mitos kaum marjinal: yang dari sudut pandang orang luar menggambarkan orang-orang ini sebagai massa marjinal yang melimpah ruah jumlahnya dengan budaya kemiskinan dan sebagai lingkungan liar, kejam dan kotor … sumber pelacuran, kejahatan dan ketidakamanan.
Jalan raya bukanlah sekadar tempat untuk bertahan hidup. Bagi kaum muda tersebut jalanan juga arena untuk menciptakan satu organisasi sosial, akumulasi pengetahuan dan rumusan strategi untuk keberadaaan eksistensinya. Artinya ia juga berupaya melakukan penghindaran atau melawan pengontrolan dari pihak lain.
Sebuah kategori sosial, anak jalanan, bukanlah satu kelompok yang homogen. Sekurang-kurangnya ia bisa dipilah ke dalam dua kelompok yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan diantaranya ditentukan berdasarkan kontak dengan keluarganya. Anak yang bekerja di jalan masih memiliki kontak dengan orang tua, sedangkan anak yang hidup di jalan sudah putus hubungan dengan orang tua.
Soleh Setiawan, seorang anak jalanan yang sudah hampir dua puluh tahun hidup di jalan menuturkan pengalamannya. Katanya, waktu kecil ia banyak ngeluyur di kampung Arab lalu sempat sekolah di Al-Irsyad, sebuah sekolah ibtidaiyah di Pekalongan. Tapi ia lebih senang bermain di jalan dibanding sekolah, lebih banyak bermain dari pada belajar. Sejak kecil dia tidak mengenal orangtua kandungnya. Dia dibesarkan seorang pamannya yang juga lebih banyak hidup di jalan. Seorang dokter yang cukup terpandang di Pekalongan mengadopsinya. Tetapi Soleh kecil selalu tidak merasa betah tinggal di rumah itu walau segala kebutuhannya dicukupi oleh orangtua angkatnya. Dia lebih sering bermain di luar rumah, sehingga orangtua angkatnya murka. Soleh pun minggat dari rumah. Dengan menumpang kereta api barang, ia pergi ke beberapa kota di Jawa, lalu ikut kapal penangkap ikan dengan rute pelayaran Kalimantan – Bali. Ia bekerja sebagai koki kapal selama 3 bulan.
Ketika pertama kali hadir di jalan, seorang anak menjadi anonim. Ia tidak mengenal dan dikenal oleh siapapun. Selain itu juga ada perasan kuatir bila orang lain mengetahui siapa dirinya. Tidaklah mengherankan bila strategi yang kemudian digunakan adalah dengan menganti nama. Hal ini dilakukan untuk menjaga jarak dengan masa lalunya sekaligus masuk dalam masa kekiniannya. Anak-anak mulai memasuki dunia jalanan dengan nama barunya. Ketika hidup di jalanan, Soleh dipanggil Gombloh karena sering nggambleh, bergelantungan di mobil atau kereta api, pergi ke mana pun tanpa tujuan. Biasanya anak-anak yang berasal dari daerah pedesaan menggganti dengan nama-nama yang dianggap sebagai nama “modern” yang diambil dari bintang rock atau yang yang biasa didengarnya misalnya dengan nama John, Jimi, Tomi dan semacamnya.
Proses penggantian sebutan itu dengan sendirinya menunjukkan bahwa ia bukan sekadar pergantian panggilan saja tetapi juga sebagai sarana menanggalkan masa lalunya. Artinya ia adalah bagian dari proses untuk memasuki satu dunia (tafsir) baru. Sebuah kehidupan yang merupakan konstruksi dari pengalaman sehari-hari di jalan.
***
Apakah mereka memahami apa itu punk?
Mike: Terus terang gua ngasih acungan jempol buat teman-teman yang hidup di jalan… Mereka punya kebanggaan, berpenampilan ngepunk, mereka tetap bertahan walau orang-orang sekitar yang melihat menilainya macam-macam. Bagi gua itu sebuah bentuk perlawanan juga. Melawan pikiran-pikiran orang yang sudah dimapankan — yang menganggap negatif karena melihat penampilan orang lain yang beda, menyimpang, diluar kelaziman. Tapi yang lebih penting adalah nilai-nilai punk dalam prakteknya berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana mereka bisa survive, menjalin kebersamaan, saling peduli satu sama lain dan tetap mengunggulkan rasa dan kebebasan. Hidup di jalanan kan penuh tantangan. Apalagi sesusia mereka, ada yang masih anak-anak, yang orang bilang diluar kewajaran — ketika anak-anak yang lain kan sekolah, pulang ke rumah, bermain, latihan ini dan itu, les piano … Mereka hidup di jalanan mencari uang untuk membantu orangtua. Kadang dikejar dan digaruk trantib. Digertak atau diperas orang yang sok jagoan, macho… Tapi dalam posisi bertahan hidup di jalan, mereka mandiri, sehat, gembira, dan punya rasa humor. Buat gue itu penting, manusiawi banget!
Tapi, di sisi lain Mike prihatin ketika melihat para punker yang hidup di jalan, hanya menjadikan jalanan sebagai tempat nongkrong dan mabuk-mabukan. Mereka mencari uang dengan mengamen tapi hasil jerih payahnya itu hanya untuk membeli obat-obatan (drugs) dan minuman beralkohol. Mereka masih berusia belasan tahun, tiba-tiba memutuskan berhenti sekolah dan lari dari rumah, karena terpengaruh teman-teman nongkrong . Mereka menenggak minuman dan menelan puluhan tablet dextro (tablet obat batuk yang disalahgunakan untuk mabuk). Banyak dari mereka adalah perempuan berusia dini, dan menjadi korban pelecehan seksual.
Bagi mereka, punk sebatas tempat pelarian. Lari dari kesumpekan rumah. Lari dari tekanan hidup. Lari dari tanggungjawab. Lari dari kenyataan! Di kepala mereka, dengan berpenampilan diri seperti punker, mereka bisa bebas dari segala bentuk tekanan hidup, bebas semau-gue, bebas nenggak minuman atau menelan puluhan tablet dextro, bebas mengekspresikan diri sebebas-bebasnya walau masyarakat di sekitarnya terganggu, seperti yang terjadi berikut ini:
Pada suatu siang yang gerah, empat anak-muda (belasan tahun) berjalan oleng di depan squat Marjinal. Mereka sudah beberapa kali mondar-mandir, dan seorang diantaranya berwajah pucat, matanya terpejam, dalam keadaan mabuk berat, sehingga menjadi tontonan warga. Ketika ditanya tujuannya hendak ke mana, mereka cuma menggeleng-gelengkan kepala sambil meringis.
Anak-anak kampung Setiabudi (berusia belasan tahun) pun mengarak mereka ke pinggir kali. Segala atribut punk yang melekat di tubuh mereka dilemparkan ke kali, sambil diteriaki,”Pecundang! Pecundang! Pecundang!” Setelah itu, mengusir mereka.
Kejadian serupa, akhir-akhir ini banyak terjadi di beberapa tempat di Jakarta. Bahkan ada aksi kriminal, seperti kasus perkosaan yang terjadi di terowongan Casablanca yang dilakukan segerombolan orang yang beratribut punk, yang diceritakan Kodok (personil Bombardir). “Begitu mendengar kejadian itu, gue bareng warga menyisir beberapa tempat yang biasanya jadi tempat nongkrong mereka,” ujar Kodok dengan nada tinggi.
Squat Marjinal juga sering kedatangan para orangtua yang mencari keberadaan putrinya — (seperti Nia dari Citayam). Belum lagi pertanyaan-pertanyaan para ibu tentang putra-putri mereka yang berperilaku “aneh” di mata mereka. “Rambut diwarnai merah, sering diluar rumah, dan malas sekolah, maunya pergi jauh ke Jawa padahal gak megang duit” kata seorang ibu dari Pondok Kopi.
Sampai saat tulisan ini dibuat, masyarakat awam masih memandang Punk sebagai sebuah organisasi yang terpusat. Sehingga wajar saja apabila para orangtua menanyakan segala sesuatu menyangkut putra-putrinya ke squat Marjinal. Pada kenyataannya, punk adalah satuan-satuan kecil komunitas yang menyebar. Di luar itu, adalah massa cair seperti yang dipresentasikan para gerombolan yang beratribut punk di jalanan.
Berbeda dengan gerombolan yang beratribut punk di jalanan yang ngamen untuk mabuk, punk jalanan yang beken juga di sono disebut street punk adalah sebuah gerakan budaya tanding ( counter cilture) yang melawan kemapanan budaya dominan yang dibentuk oleh sistem kekuasaan. Street punk muncul di Inggris pada tahun 1980-an, pada masa rezim Perdana Menteri Margareth Thatcher, dari Partai Konservatif, yang kebijakan ekonominya sangat liberal, memberi peluang kapitalis mengembangkan pasar modal (ekonomi uang) tetapi di sisi lain mengabaikan kelas pekerja, sehingga pengangguran pun merajalela. Ketika pabrik-pabrik menutup lowongan pekerjaan, bahkan memecat banyak karyawannya dengan alasan efesiensi, masyarakat kelas pekerja menggunakan jalanan sebagai tempat mencari nafkah, membuat jejaring-kerja, serta aksi protes yang diselingi karnaval dan musik.
Sebagai sub-kultur Punk terinspirasi oleh karya-karya seni perlawanan. Antara lain, dari novel karya Charles Dickens, yang sebagian besar menceritakan nasib anak-anak (dari panti asuhan) yang dipaksa bekerja sebagai pembersih cerobong asap di pabrik-pabrik yang menggunakan teknologi mesin uap untuk menggenjot produksi pada era Revolusi Industri. Anak-anak itu merasa tersiksa bekerja sehari-semalam, tanpa makanan yang cukup, di tempat-tempat yang kumuh tidak berpenerangan. Mereka akhirnya memberontak, menolak segala bentuk eksploitasi! Mereka lari dari panti-asuhan! Lalu memutuskan hidup secara kolektif. Mereka menggunakan jalanan di London sebagai sumber mencari nafkah dan ilmu-pengetahuan. Dan terbebas dari eksploitasi.
Bagi seorang punk, jalanan adalah kehidupan. Di jalanan mereka bertemu dengan orang-orang, di jalanan mereka saling berbagi pengetahuan, di jalanan mereka berdagang, di jalanan mereka menyuarakan kebenaran melalui nyanyian. Pada 1980-an, terjadi bentrokan hebat antara punker dan hippies, karena perbedaan persepsi tentang kehidupan di jalanan. Bagi hippies, jalanan adalah ruang publik sebagai tempat mereka mengekspresikan kemuakan akan kehidupan yang diwarnai perang dan ancaman nuklir. Di jalanan mereka berdemonstrasi membagi-bagikan bunga, seks bebas (war no, sex yess) dan menenggak obat-obatan (drugs) –mereka ingin lari (escape) dari kehidupan ini. Kebalikannya, punk melihat kehidupan ini sebagai projeksi, tergantung si individu itu untuk melakukan perubahan. Perubahan itu dimulai dari yang tidak ada, doing more with less, menjadi sesuatu yang ada dan berarti. Punk tak pernah lari dan sembunyi ketika dihadapkan pada problematika kehidupan. Hadapi! Tuntaskan!
Melihat fenomena gerombolan yang beratribut punk yang nongkrong, mabuk dan mondar-mandiri di Jakarta akhir-akhir ini, tidak perlu dipertanyakan lagi… Mereka bukan punk! Mereka hanya beratribut punk tetapi jalan hidupnya adalah hippies! Hanya hippies yang lari dari kehidupan, dengan nenggak minuman dan obat-obatan (drugs), mereka lari dari kebebasan (escape from freedom)

Senin, 08 Agustus 2011

DISINI KITA BAHAS TENTANG SEJARAH KELAHIRAN PUNK ?

Sejarah Kelahiran Punk


Bonny
Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk pertama kali. Tapi ada sebuah catatan penting ketika sebuah grup band dari Inggris yang dalam tiap pertunjukannya selalu dihadiri anak-anak muda dengan dandanan berbeda dari yang lain. Nama band itu adalah Sex Pistols dan hit mereka yang terkenal adalah “Anarchy in U.K.” Wabah ini secara cepat menyebar ke Eropa.  
Punk
 muncul sebagai bentuk reaksi masyarakat yang kondisi perekonomiannya lemah dan pengangguran di pinggiran kota-kota Inggris, terutama kelompok anak muda, terhadap kondisi keterpurukan ekonomi sekitar tahun 1976-1977. Kelompok remaja dan kaum muda ini merasa bahwa sistem monarkilah yang menindas mereka. Dari sini muncul sikap resistensi terhadap sistem monarki. Kemarahan-kemarahan ini diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara berpakaian yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk mengampanyekan ide-ide mereka.  
Dari Rock n’ roll ke Punk 
Punk sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik rock n’ roll, aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu, rock n’ roll itu menjadi musik milik generasi muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan, sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua. Tapi saat rock mulai kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir. 
Tidak seperti aliran musik lainnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat ketimbang aspek teknis bermain musik. Para pencinta punkberprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang penting penampilan oke dan yang namanya unek-unek harus bisa dikeluarkan. Dan memang, buktinya, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak memandangnya dengan remeh dia. Malah justru Sid banyak digandrungi para pencinta punk.
 
Pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Dan yang menjadi “biang keladinya” adalah The Beatles. Melihat trend baru itu, remaja Amerika pun sadar bahwa sebuah grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri. Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun tidak yang susah-susah. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Whom atau Yardbirs, yang musiknya lebih menitikberatkan padariff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.
 
Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi “kencang” atau “ber-power”, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski bentuknya masih “primitif”, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat pendengar. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock. Grup-grup yang lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dan lain-lain. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi punk rock.
 
Dari Iggy hingga Ramones
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. 

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock n’ roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.
 
Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges.
 
Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi barupunk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, dan punk pada khususnya.
 
Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang avant garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.
 Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976,

Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris, yaitu Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.
 
Dari Sex Pistols hingga Green Day
Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembanganpunk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai dengan latar belakang kehidupan masing-masing. 
Di tahun 1980-an, di saat era punk di Inggris datang dan pergi, di berbagai penjuru dunia mulai muncul berbagai macam band beraliran punk dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia, misalnya, ada grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru ada The Clean.
 
Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan dari California. Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi merekapunk bukan sekadar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.
 
Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain menyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pencinta punksetempat. Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih radikal. 
 
Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sana muncul nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. Grup yang terakhir disebut tadi melancarkan protes keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.
 
New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memperkaya khazanah musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.
 

Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup bandbernama Bad Religion. Bad Religion memiliki personelnya yang rata-rata sangat intelek. Saking inteleknya, lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika harus membuka kamus. Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut saja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day.
 
Punk dan Gaya Hidup
Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seniavant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. 
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
 
Punk
 lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatuboots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, antikemapanan, antisosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. 
Punk
 juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan DIY atau do it yourself. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama. 
Punk dan Anarkisme
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-bandpunk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik. 
Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. 
 
Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk. Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang tidak berubah adalah semangat pemberontakannya.   

Jumat, 22 Juli 2011

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKETAHUI PUNKERS


“NGEPUNK”

ANTI KEMAPANAN” siapa yang bisa mengartikan dua kata sederhana ini?? Mengartikan dengan kata-kata atau dengan tingkah laku.. siapa yang bisa?? Aku ingin tahu siapa orangnya!!!!

Yang aku tahu yang bisa mengartikan dua kata itu adalah seorang alim yang zuhud dan seorang bijak dari kalangan biksu atau rahib. selain mereka itu adalah pembohong besar yang mengumbar dua kata sederhana ini tapi begitu rumit untuk diartikan.
Mereka selalu saja meneriakkan jargon ini tapi apa yang terlihat adalah jauh dari apa yang mereka katakan,

Dua kata yang sering meluncur dari bibir-bibir kita (Punk) hanya celoteh dan celoteh belaka.
Aku pernah dengar pengartian dua kata sederhana ini dari seorang Punk sejati, bahwa anti kemapanan adalah pikiran dan tingkah laku yang berlawanan arah dari pikiran dan tingkah laku orang-orang mapan, kamu lihat! Ujarnya, ketika orang mendambakan tiga pilar materi mapan, yaitu sandang, pangan dan papan dengan sebaik-baiknya, tapi kita yang anti kemapanan,lihat kan dari materi sandang ketika orang-orang itu memakai sesuatu yang bagus, kami ciptakan style sandang yang tidak seperti mereka, coba kamu bandingkan antara kami dan mereka dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Materi pangan, ketika mereka mencari pangan yang selezat-lezatnya, kami datang cukup dengan pangan yang ala kadarnya bahkan makanan dari sampah pun kami makan dan kami punya ritual khusus untuk memakan apa yang biasa mereka makan dengan menginjak-injak dan meludahinya lebih dulu.
Dari materi papan saat orang mendambakan papan yang mewah tapi kami cukup jalanan dan lorong-lorong yang menjadi istana kami.

Dalam hal pemikiran, ketika orang memikirkan tentang Tuhan, agama dan kehidupan setelah dunia, kami datang untuk melawan itu semua, bagi kami Tuhan itu telah mati, bagi kami alam semesta ini berjalan dengan hukum kasualitas saja,mereka bilang bahwa pelangi itu ciptaan tuhan, padahal pelangi itu Cuma bias dari air yang tertimpa sinar matahari itu saja dan tidak lebih, itu juga mereka percayai dari ilmu pengetahuan alam kan?.
Agama bagi kami adalah sumber dari permusuhan antar manusia sejak dari agama itu ada lihatlah bagaimana perang-perang itu terjadi?
Hari kiamat dan akhirat kami rasa itu hanya fiktif belaka, manusia dan semuanya hancur itu hanya karena hukum masa saja, karena hanya masa yang punya hak penuh atas terjadinya itu semua.

            Diatas adalah sebagian pemikiran dari Punk sejati itu, walaupun aku lihat dia juga bertingkah laku seperti itu hanya kadangkala saja dan tak selamanya, mungkin para pembaca dapat menilai Punk sejati saja hanya lebih dalam perkataan saja tapi bagaimana mereka yang hanya ikut-ikutan dan mengekor layaknya kerbau yang dicocok hidungnya?Tapi untuk para pengekor mereka lebih riil dan total dalam menjalani pemahamannya tentang anti kemapanan, mereka (pengekor) yang ada dijalanan adalah korban-korban “Bos Punk” yang bermimpi indah diranjang empuk, yang ketika bangun dari tidurnya berkoar-koar lagi dengan anti kemapanannya! Aku yakin seyakin-yakinnya semua itu hanya omong kosong belaka, tapi kenapa mereka berteriak seperti itu? Kenapa?

Ulama alim ahli zuhud? Aku rasa mereka yang lebih paham dan bisa mengartikan dua kata itu, kok bisa? Lihatlah tingkah laku mereka apa yang dikatakan mereka benar-benar terlaksana dalam kehidupan mereka, toh mereka juga berbeda dengan orang-orang umumnya, tapi terlihat jauh lebih mulia dari orang-orang umumnya dan apalagi dengan kaum Punk tadi, ahli zuhud dalam kemampuan materi mereka atau ketidakmampuan materi mereka persembahkan jiwa raga dan harta mereka untuk Allah semata, ahli zuhud sebagian ada yang tetap mencari materi tetapi semuanya itu hanya untuk agama sedang untuk dirinya dan keluargannya mereka mengambil secukupnya saja yang intinya mereka menjauhi hidup untuk berlimpah ruah menuju kesederhanaan dan mendekati kesempurnaan beribadah. Kebannyakan dari mereka adalah cukup dalam kemampuan materi dan mengambil jalan ini sehingga mereka tidak mencampakkan hak keluarganya.
Rahib ataupun biksu, mereka juga bisa memahami dua kata itu, tapi sayangnya mereka lebih terlihat cenderung kepada dirinya sendiri, cukup disini saja tentang orang-orang bijak ini, kita semua setuju merekalah yang bisa menemukan kebahagiaan dalam dua kata itu.

            “PUNK” yang paling getol meneriakkan dua kata ini “anti kemapanan”, sudahkah kita menemukan sosok yang mengejewantahkan dua kata ini dalam kehidupannya??? Dari tokoh-tokoh Punk dan pengekornya?
Kawanku punya teman yang menyebut dirinya adalah Punk sejati, dia dan teman-temannya membentuk sebuah komunitas punk dan sebuah group band punk yang ada diutara Jakarta, mereka menyuarakan anti kemapanan tapi sayang mereka bersembunyi dibalik kantong para orang tuanya yang kaya raya.
Atau pahlawan-pahlawan dari Punk yang terkenal yang meneriakkan anti kemapanan padahal mereka mampu berfoya-foya dengan serbuk setan yang hanya para borjouis yang  mampu membelinya alias kata barang mewah.. dua kata juga yang akan kuungkapkan untuk mereka “ OMONG KOSONG ”.
Kasihan mereka (Punkers) dan sangat menyedihkan telah mengikuti jejak-jejak para tokoh Punk padahal mereka hanya tertipu oleh ungkapan-ungkapan omong kosong, ya… omong kosong yang telah membesarkan nama para tokoh tersebut.

Anti kemapanan seorang bijak memberikan pengaruh positif bagi kehidupannya dan sekitarnya, karena mereka benar-benar paham tentang arti dua kata ini, damai pasti yang mereka dan sekitarnya rasakan.
Tapi anti kemapanan yang dijalankan oleh seorang Punk sungguh sangat berdampak negative bagi dirinya dan sekitarnya, dia hidup dalam bayang-bayang omong kosongnya, takut menghadapi kenyataan yang terjadi pada dirinya, maka akan kita lihat kehidupan mereka, mereka sering mengingkari apa yang mereka yakini, mungkin dengan sembunyi-sembunyi atau tanpa sadar mereka menunjukkan kepada umum bahwa dia tidak seperti apa yang telah dikatakannya.

pribadimu takut dikatakan sebagai penghianat sementara jiwa-jiwamu menggeliat ingin terbang bebas, kelompokmu takut disebut pecundang  sementara itu otak-otak kalian menemukan titik terangnya! Sekarang mana kebebasanmu, kebebasan kalian? Mana jiwa Merdekamu, mana jiwa-jiwa merdeka kalian? Mana tak keterikatanmu, mana tak keterikatan kalian? Padahal engkau berdiri dan berjalan untuk ini.

            Kenapa harus dua kata ini yang terpilih untuk mewakili existensi kalian? dua kata ini tidak akan mungkin sanggup kalian terjemahkan, ini tidak segampang kalian mengartikan ,butuh kepekaan hati yang sangat tinggi, perlu jiwa sosial yang luar biasa tangguh, yang paling mendasar adalah kerohanian atau kereligiusan tingkat tinggi yang itu harus kalian miliki untuk mengaplikasikannya. Bagaimana akan sanggup sedangkan dengan diri sendiripun sangat apatis, diri sendiripun kalian benci dan caci.

REVOLUSI IDEOLOGI
            Bangun, berdiri, melawan, berubah wujud setelah terjadi penindasan dan penyalahan. SAMSARA!!!
Aku ingin adanya Punk yang melakukan perubahan, perubahan untuk membentuk sebuah perlawanan terhadap “KENORMALAN” atau “KEWAJARAN” pemikiran atau tingkah laku masyarakat yang terjadi dizaman saat ini. Zaman dimana kepicikan menjadi hal yang lumrah, zaman dimana kejujuran berarti ketertingalan, zaman dimana kesetiaan berarti ketertindasan, zaman dimana perpecahan terjadi dalam kebenaran yang hak, zaman dimana kesalahan sejarah menjadi sebuah ideologi kelompok bahkan menjadi aqidah dalam sebagian ajaran agama.

            Beranikah melawan itu semua? Membantu meringankan perjuangan pahlawan-pahlawan yang melakukan perubahan masyarakat dalam pola pikir dan tingkah laku “kenormalan dan kewajaran” saat ini. Membantu meringankan pahlawan-pahlawan aqidah dan social dalam perjuangannya saat ini.
            Punk, perlawanan terhadap pemikiran dan tingkah laku masyarakat mapan.. bukankah saat ini masyarakat mayoritas telah memapankan, mewajarkan atau menormalkan kehidupan yang serba menghalalkan segala cara? Dan bukankah seharusnya Punk itu melawannya?  YA.. dalam pengertian Punk diatas haruslah demikian dan menjawab “ YA KAMI AKAN MELAWANNYA “. Maka Aku “Punk” akan mengasah kepekaan hati, mencoba untuk peduli terhadap situasi kondisi.

SLANK
            Mereka aku lihat sudah melakukan perubahan pandangan tentang “ Rock’n Roll” nya, Rock’n Roll yang identik dengan narkotika dan wanita, Slank yang saat ini, setelah mereka mengatakan tidak untuk Narkoba lebih terlihat pergerakan dakwahnya, ya.. dakwah sosial mereka, menyuarakan anti KKN dalam lembaga-lembaga pemerintahan kita yang terkenal sangat mengakar dan membudaya. Salut untuk Slank yang telah menggelitik dan mengkritik para penggemar KKN dan menambah spirit bagi lembaga yang menangani penyakit masyarakat ini.

THUFAIL & THE ROOTS OF MADINAH
Kelompok Underground, HipHop yang sangat anti dengan Zionis serta sekutunya, menjadikan Underground sebagai boomerang melawan misil penghancur massal dari Underground itu sendiri, thufail yang mantan seorang non muslim dan mantan seorang atheis, setelah mendapat hidayah dari Allah dan memeluk islam, mentotalkan dirinya dijalan bawah tanah ini untuk mengibarkan panji-panji islam ditengah-tengah komunitas undergroundnya, dan masih banyak komunitas-komunitas lainnya, Tengkorak, Purgatory, Guns X Rose, dll

PUNK MUSLIM
            Dua hal yang tak mungkin disatukan, Punk yang menyuarakan Anti Tuhan dan Muslim adalah pelaku ajaran Monotheis Islam
Aneh, menyimpang, dan sepertinya terlihat “sesat” ketika  mendengar nama Punk Muslim melintas di telinga dan pemikiran, apa yang disuarakan oleh Punk Muslim? Apa itu Punk Muslim? Apa tujuan mereka? Apa yang melatarbelakangi berdirinya komunitas “aneh” ini? Sesatkah mereka? Aaaah begitu banyak pertanyaan yang akan kulontarkan kepada komunitas ini.

            Setelah aku bertemu dengan komunitas ini rasannya ingin kumuntahkan semua pertannyaan yang mengendap diotakku, setelah melihat tampang-tampang mereka yang agak menyeramkan tapi ramah dan dandanan yang sudah tidak ngepunk lagi, ada yang malu-malu menutupi lukisan tubuhnya (tattoo) dengan sebuah kain setelah melihat kedatanganku, ada yang mengucap  Wa’alaikum salam yang membuatku malu atas kedatanganku yang tak mengucapkan salam untuk mereka. “oke” satu kesan yang terpikir olehku dan setelah berbasa-basi sebentar dengan mereka segera saja aku menembakkan pertanyaan-pertanyaanku.

            Punk Muslim, sangat aneh nama yang aku dengar ini ujarku memulai pertannyaanku, apa yang melatarbelakanginya? “Punk muslim lahir karena adanya Punk yang menyuarakan anti ketuhanan” salah satu dari mereka menjawabnya, jawaban yang singkat tapi membutuhkan penafsiran yang panjang pikirku yang sepertinya amunisi-amunisi pertanyaanku telah terjawab semua oleh jawaban singkat itu. Aku ingat bahwa dedengkot dan tokoh besar Punk berkata dalam lagunya “ I am Anti Christ “, mungkin karena inilah mereka berdiri..memfilter pandangan-pandangan pendiri Punk yang memang ada unsur-unsur penyebaran atheisme dalam pergerakannya.

Punk Muslim sebenarnya sangat setuju dengan konsep Anti tuhan dan anti agama (anti Christ) itu, tapi dengan syarat bila konsep itu dijalankan para penggagas dan para jama’ah atheis itu sendiri yang notabene mereka adalah Kaum nasrani dan yahudi, karena ajaran mereka sendiri tidak dilaksanakan dengan baik, toh bagi kami mereka sama saja dan tak ada bedanya ketika mereka tetap dengan ajaran kaumnya atau menjadi atheis.
Kenapa kami setuju yang seperti itu? Karena kami yakin ketika penggagas dan jama’ah para kaum atheis yang kecewa akan ajaran kaumnya itu mau mencoba membuang Egoistisnya untuk mempelajari Islam, mereka pasti akan terkagum-kagum dengan keindahan agama Islam ini.mereka pasti akan berkata “Ya.. inilah ajaran yang sempurna”! dan Allah yang maha pengasih dan penyayang itu akan rela untuk menurunkan hidayah kepada mereka, Amiin.. bukankah yang sering terjadi adalah seperti ini? Contoh nyata adalah seorang Thufail Al-Ghifari yang telah penulis jelaskan diatas.

Tapi yang menjadi persoalannya adalah setelah konsep ini masuk ke Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam sebuah ajaran yang universal dan sempurna indah, masih ada saja muslim keblinger yang terkecoh dan menelan mentah-mentah konsep anti Christ itu.
Maka kamipun tidak setuju dan melawan “Anti Christ” itu sendiri.. Biarlah “Anti Christ” itu dijalankan oleh kaum-kaum itu, tapi tidak dengan umat Islam! Sebab ajaran Islam tidaklah sama dengan ajaran mereka yang sudah tidak murni lagi dan Islam adalah penyempurna dari kitab-kitab mereka melalui Al-Qur’an yang suci abadi dan tak akan berubah seperti kitab-kitab sebelumnya.

“ sesungguhnya agama (yang diridhoi) disisi Allah hanyalah agama Islam”

BEBAS
Dari awal munculnya Punk sudah dengan kebebasannya, mereka inginkan kebebasan dengan sebebas-bebasnya, mereka lupa bahwa segala sesuatu yang bebas itu pasti ada aturannya, kemerdekaan pasti berhukum, kalau ingin sebebas-bebasnya mungkin Punk harus mempunyai dunia sendiri, mempunyai bumi sendiri, dunia yang tidak ada aturan mainnya! Tapi semua itu mustahil diwujudkan, para punkers sendiri saja tunduk terhadap hukum yang tidak boleh mereka langgar, walaupun kenyataannya mereka ingin terbang bebas dari sangkar neraka dunia yang mereka ciptakan,
Haruskah mengganti jargon ideologi tersebut? “anti kemapanan” sangat sulit untuk diterjemahkan, MAPAN adalah sandang, pangan dan papan, bagaimana kita mengatakan ANTI terhadap tiga hal tersebut (mapan) padahal sudah menjadi naluri setiap pribadi manusia untuk mendapatkannya. Kalau boleh aku ingin mengusulkan sebuah jargon ideologi, ANTI KEMAPANAN BUTA, sepertinya lebih terlihat riil dan masuk akal untuk melawan kapitalis-kapitalis buta yang menindas kaum buruh, “menendang” saudagar-saudagar buta yang lupa akan kewajibannya terhadap kaum miskin, yang paling penting adalah anti terhadap diri sendiri yang ingin menghalalkan segala cara menuju kemapanan buta. Untuk merealisasikan hal-hal tersebut diri kita diharuskan untuk bersih, mengintropeksi diri agar ANTI KEMAPANAN BUTA itu bisa terwujud.
Hanya Agamalah yang mempunyai tata cara untuk hal-hal tersebut, sekarang maukah kita (Punk) untuk berTuhan dan beragama? agama yang selama ini hanya menjadi sebuah identitas saja.
Bolehkan aku (Punk) membebaskan pemikiranku yang seperti ini? Mungkin kalau ada Punkers yang menolak pemikiranku ini, boleh aku bilang dia belum total dalam mengartikan kebebasan Versi “Punk lama” yang dia pahami, aku hanya ingin kemerdekaan dan kebebasan yang dijunjung tinggi oleh Punk itu sendiri. Memerdekakan pemikiran dan ucaplakuku dari ideologi punk yang mengharuskan aku untuk tidak bertuhan dan anti dengan kemapanan.  

ANTI KEMAPANAN BUTA
            Adalah sesuatu yang nyata dan masuk akal untuk difikirkan dan ditingkahkan, dimulai dari diri sendiri, mengasah kepekaan hati, peduli terhadap situasi kondisi, kereligiusan diri, percaya kepada unsur-unsur imateri.
kini sudah waktunya untuk mempercayai kekuatan imateri, sebuah kekuatan yang telah menyeimbangkan keberaturan semesta ini, sebab dari sebab-akibat, sesuatu yang tak terjangkau oleh panca indera kita.
Kita semua mempercayai adanya sebuah Grafitasi tapi sudahkah kita melihatnya, adakah diantara kita yang bisa mencium baunya, bisakah Grafitasi itu kita sentuh, kita dengar suaranya dan menjilatnya untuk kita rasakan rasanya? Amatlah bodoh dan tololnya jika kita mempercayai adanya Grafitasi sedang kita tidak percaya akan adanya TUHAN.
Bermilyar-milyar manusia sejak dari dulu hingga kini mengagungkan nama-NYA, Allah yang maha Esa, kenapa segelintir dari kita tidak mempercayainya? Apakah bermilyar-milyar manusia itu telah tertipu oleh risalah-risalah yang disampaikan oleh para utusannya? Atau segelintir kita yang tertipu oleh materi dan materi yang tak abadi?

            Hanya setelah kita mempercayai adanya Tuhan Allah yang maha Esa yang tiada tanding dan tiada banding serta Agama yang rahmatan lil alamin barulah kita akan bisa mengucaplakukan apa yang kita teriakkan selama ini “anti kemapanan” yang telah berubah menjadi “anti kemapanan buta”
“Katakanlah pada diri sendiri (Punk) bahwa aku tidak anti dengan sandang, pangan, papan(mapan) tapi aku anti sandang, pangan, papan yang didapat dari menindas orang lain, menipu serta cara-cara menjijikkan yang lain(mapan buta) bahwa aku anti kemapanan buta dan aku anti kemapanan buta dan aku anti kemapanan buta”. Yakinkan dan tancapkan dalam diri.

ANTI THAGUT
            Sesuatu yang disembah selain Allah (thagut), sudahkah kita (Punk) sadar bahwa selama ini kita mengatakan “Anti Crhist” sementara tanpa atau sadar kita menjadikan Punk sebagai sebuah agama dan para tokoh Punk sebagai tuhan kita? mengikuti apa-apa yang dikatakan mereka sehingga rela menghancurkan diri sendiri, rela bergembel-gembel ria dijalanan sedangkan tuhan kita merebah indah diranjang empuk sambil menulis sabda-sabda yang akan menghancurkan kita dan generasi masa depan kita.

“Aku (punk), setelah terbukanya cakrawala pemikiranku, aku ingin terbang bebas meninggalkan sangkar neraka yang aku ciptakan sendiri, aku ingin mewujudkan untuk bisa terbang melintasi samudera-samudera surga dengan berTuhan Esa disayap kananku, dan anti kemapanan buta disayap kiriku, semoga sang pencipta semesta menghembuskan angin segar dan menerbangkan aku menuju cahaya-NYA.” ]

LEPASKAN
            Lepaskan ikatan-ikatan yang menjerat leher dan membuat sesak nafasmu, yang mengucur deraskan keringatmu, membekukan hangat darahmu dan merusak sel-sel otakmu, mulailah perlahan-lahan untuk melepaskan belenggu itu, belenggu yang diikatkan oleh “tuhan-tuhanmu” sementara tuhan-tuhanmu menginjakkan kaki diatas kepalamu dan menuliskan ayat-ayat yang tintanya terbuat dari cairan otakmu dan kertasnya adalah kulit yang terkelupas dari tubuhmu.
Aku tak mau bila terjadi pembodohan dalam diriku (punk), aku tak mau bila hanya menjadi alat sebuah pergerakan yang menguntungkan tuhan-tuhan itu, sementara tuhan-tuhan itu hanya menari-nari diatas penderitaanku.
Kini aku dan kalian sudah tahu, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita masih mau mengikutinya?
Untuk diriku yang sangat menjunjung tinggi “kebebasan” dalam Punk itu sendiri pasti aku akan menjawab: “ ya.. aku akan melepaskan pembodohan dan penjajahan dalam diriku (punk).

BAGAIMANA DENGAN KALIAN ?
BAGAIMANA DENGAN KALIAN YANG SEDANG BERFIKIR AKAN MENGIKUTI JEJAK MEREKA ?

Putih dan hitam adalah sebuah pilihan, Begitupun mulia dan terhina dihadapan Allah SWT.. kita sendirilah yang bertanggung jawab atas pilihan kita itu.

Rabu, 13 Juli 2011

APA KATA MEREKA !!! Tentang Definisi PUNK ???



Kali ini kami akan membahas tentangDefinisi dari Punk. Yah mungkin ini basi, tapi kami yakin banyak orang disana yang masih bingung tentang apa itu Punk. Jadi ini sedikit referensi tentang apa itu punk. Bukan untuk mengurui ataupun ceramah, ya jadi boleh diterima jika sependapat dan tak boleh marah/protes jika berbeda pendapat. Oke. inilah Punk menurut mereka :


1. Punk punya arti yang be-rubah sesuai dengan tingkat kedewasaannya. Saat dia berusia 13 tahun, punk baginya adalah sesuatu yang liar, dandanan yang revolusioner, enggak perlu ke sekolah, dan musik setiap saat. Lalu dia terus berpikir dan akhirnya menemukan bahwa punk adalah sebuah semangat. Semangat untuk perubahan, ketidaktergantungan, proses kreatif dan peduli tentan g politik. Semakin lama pandangan punk makin luas. Tapi penekanannya tetap di bagian yang sama. Punk adalah sebuah semangat untuk menghadapi hidup dengan kreativitas tinggi.(joe kidd).

2. Punk adalah jalan hidup, pandangan hidup, dan motivasi kami dalam
kehidupan sehari-hari (kuki-sexypig).

3. Punk itu pilihan hidup yang kedua setelah Agama aha haha (erik-the borstal).

4. Menurut aku punk not music and still alive, not trendy people.(ferly – unrest).

5. Punk itu bukan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup atau life style yang bisa mengubah hidup dirinya sendiri bahkan juga lingkungan di sekitarnya. (nameless ).

6. Punk diartikan sebagai anak muda yang masih “hijau”, tidak berpengalaman, atau tidak berarti. Bahkan diartikan juga sebagai orang yang ceroboh, sembrono, dan ugal-ugalan.(kamus bahasa Indonesia).

7. Punk sebagai jalan hidup/the way of fuckin life. (chaos ri).

8. Pemuda Urakan Namun Kere, ha ha...Punk apa ya, Punk itu bukan jadi siapa atau bagaimana, Punk itu ya jadi diri lo sendiri!Ha ha ha, semua bebas berdefinisi tentang Punk! gak ada bentuk ideal dan yang seharusnya!(tookskull-gamelanoink).

9. Punk Not Dead.. ya punk itu jalan hidup..tap kalau buat definisi. Semua orang
boleh mendefinisikannya sendiri ( satria).

10. Punk sebagai trend remaja dalam fashion dan musik. Kedua, punk sebagai Sang Pemula yang punya keberanian memberontak, memperjuangkan kebe basan dan melakukan perubahan. Terakhir, punk
sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri (Craig O’Hara).

11. Punk menurut kita adalah jiwa yang tidak terikat oleh sistem apapun.Dimana kita merasa bebas mengekspresian apa yang kita mau tanpa ada bentuk kontrol dari otoritas apapun, entah itu lingkungan, negara, maupun records sekalipun dalam dunia kreatifitas. Dimana" banyak band yang mengklaim bahwa mereka adalah bagian dari Punk, itu sah" saja.. tapi 1 yang mereka harus yakini, ketika mereka terikat dan terkontrol oleh sesuatu dan memaksakan diri mereka demi memanjakan budaya konsumerisme maka perlu kita pertanyakan lagi "apakah benar Punk itu adalah hamba dari 'the ruling class'?" atau hanya menjadikan Punk sebagai objek trend komoditas? itu anda" yang jawab sendiri ;) (Joshua-the gags).

12. Punk menurutku bukanlah sebuah trend yang akan hilang bila ada trend yang lebih baru dan menarik dan juga bukan hanya sekedar music,drunk n fashion seperti kebanyakan orang bilang. Tapi adalah jalan hidup yang mengajarkan untuk mandiri dan tidak tergantung sama orang lain dan juga menolak kapitalisme sebisanya, dan semua orang bisa mendefinisikan punk dan pasti berbeda beda .(tom vicious ).

13. Punk : theres alot people who not like the real world! (craig gum-whn).
13. Punk : People Under No King (deni-blueaaarrggh).

Selasa, 12 Juli 2011

PUNK APA ITU PUNK DAN INI LAH PUNK MENURUT (MALCOLM MC.LAREN)


Sejarah dan asal mula budaya punk dijelaskan oleh Malcolm McLaren dengan cara menceritakan masa kecilnya yang penuh dengan kenakalan. Konon ketika Malcolm masih kecil, dia pernah memotong ekor sebuah kuda-kudaan di taman bermain kanak-kanak, menyalakan petasan di dalam rumahnya dan salah satu yang terparah adalah dia juga pernah merobek buku-buku tugas sekolah sehingga pada usia 5 tahun dia di keluarkan dari sekolahnya.
Namun, kejadian tersebut tidak  membuat Malcolm berubah. Kurang lebih pada usia 9 tahun, dia kembali ke bangku sekolah. Malcolm tetap menjadi siswa yang sempurna untuk disebut nakal dan suka memberontak. Dia sering mendapat hukuman atas kelakuan nakalnya, namun hukuman-hukuman tersebut malah menjadi sebuah kebanggaan bagi  jiwa pemberontaknya. Dia menikmati cemoohan orang lain dan menganggapnya sebagai sebuah kebutuhan. Ketika sesuatu berjalan dengan baik, dia selalu terpanggil untuk merubah dan merusaknya.
Suatu waktu ia mendengar sebuah music Rock n Roll (Rock Around the Clock), dan terinspirasi teddy boy bahwa seseorang tidak hanya bisa menjadi buruk, akan tetapi juga menjadi kelihatan buruk  bagi orang lain atau bahkan lebih buruk lagi. Seseorang dapat menjadi benar-benar berbeda dengan orang kebanyakan hanya berbekal dari penampilannya. Oleh karena itu, ketika pada waktu itu anak muda pada umumnya memuja dan mengagung-agungkan  produk-produk fashion  “kelas atas” seperti Levis, Adidas, Nike dan sebagainya, dia membuat pakaian-pakain nyeleneh sebagai salah satu bentuk pemberontakannya pada masa The Sex Pistol. Salah satu contoh adalah kaos yang dia buat dengan bertuliskan slogan “fuck your mother and run away”. Meskipun dia tidak pernah benar-benar melakukan apa yang ia tuliskan dalam slogan tersebut, dia sangat menikmati isi slogan itu.
Ketika Malcolm menapaki usia dewasa, dia melanjutkan sekolah tingginya di sekolah seni. Jiwa pemberontaknya juga muncul terhadap fakta kekaguman orang terhadap warna putih dalam setiap karya seni, bagi dia adalah sebaliknya, hitam adalah warna yang paling indah dan melambangkan  perlawanan, tidak dapat diatur dan dikontrol. Bisa dikatakan, dia menemukan keterwakilan pemberontakannya terhadap kenormalan dalam warna hitam yang kemudian menjadi identitas kaum punk.
Lebih lanjut Malcolm menjelaskan bahwa The Sex Pistol adalah jiwa dan sumber inspirasinya, dimana dia berjuang dan bergerak menentang kemapanan. Ketika segala hal yang ia buat muali bergerak mapan, maka dengan segera da akan menghancurkannya dan kemudian merubahnya dengan hal lain.
Kemudian semua hal mulai menjadi membingungkan ketika filosofi “ketidakmapanan” dan “ketidaknormalan “ yang ia perjuangkan kemudian diterima dan juga dipakai oleh industri fashion dan music, sehingga hal itu lama-kelamaan dianggap sebagai sebuah bentuk kenormalan. Hingga pada akhirnya ia menyebutkan bahwa The Sex Pistol tidak lagi bermakna karena lirik dan isinya hanya berbicara tentang kematian sesuatu. Punk sejatinya adalah selalu hadir sebagai “bad entertainment” yang murni anti-kemapanan dan aturan. Namun, pada akhirnya definisi dari kata “bad” itu sendiripun meluas dan membingungkan, karena “bad” yang ia perjuangkan kini berbeda tipis dengan “good” yang ia benci, atau malah hampir sama, bahkan Malcolm pernah berpikir bahwa seseorang mungkin akan lebih baik jika tidak terlihat “bad”. Mungkin juga, hal itu adalah salah satu cara yang ia pakai untuk bertahan dalam ketidaknormalan yang kian membingungkan.
Melihat dari sejarah awal berdirinya punk dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk identik dengan dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi sekitar secara terang-terangan, berpenampilan sebagai seseorang yang berkualitas rendah dan menentang kemapanan gaya hidup. Mereka meyakini bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran.
Ideologi punk yang berkembang atas buah kekecewaan terhadap ketimpangan dan kemapanan mulai juga merambah Indonesia. Bertebarannya took-toko distro seperti Bandung Sport, The Reds adalah adalah reaksi terhadap serbuan merk-merk barat yang mendominasi dunia fashion lokal. Kita temukan juga beberapa grup band Indonesia yang identik dengan ideology punk bermunculan. Hal itu dapat kita lihat dari lirik lagu-lagu mereka yang banyak menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Lagu-lagu mereka lebih mirip seperti teriakan protesterhadap ketimpangan. Adapun beberapa band anarko-punk yang cukup populer antara lain MarjinalBunga Hitam, dan lain sebagainya.
PUNK….Apa itu punk?? Banyak sekali arti dari PUNK ,belum ada definisi baku tentang itu, semua mengartikan sesuai dengan kepentingan dan keadaan seseorang itu sendiri..dan karena sifat punk yang menjunjung tinggi kebebasan ber ekspresi maka banyak yang mengartikan punk semaunya sendiri..bagi pemusik, punk adalah aliran kebebasan,bagi komunitas jalanan, punk adalah gaya hidup, bagi desainer, punk adalah trends, bagi politisi, punk adalah NEO nazi,bagi kaum agamis,punk adalah SETAN, bagi aparat, punk adalah criminal.,… jadi apa itu PUNK??? siapapun anda preman ,profesor, mahasiswa, anak tk,cowok,cewek silahkan artikan, semuanya boleh berpendapat karena EQUALITY lah nyawa dari punk…Semua sama di mata PUNK…